, , , , , , , , , , , , , , , ,

Jepang di Mata Saya (part I)

Jepang di Mata Saya (part I)

Jepang..

Di mata saya Jepang adalah sebuah negara yang sangat idealis, yang mana menurut saya Jepang telah berhasil mempertahankan kepribadiannya atau karakteristik bangsanya sebagai suatu negara dalam menjawab setiap tantangan perkembangan zaman, dengan damai dan tertib. Hal ini bisa kita lihat dari kentalnya karakteristik tentang Jepang hampir dari seluruh aspek kehidupan.

Semua itu tidak terlepas dari hal – hal sebagai berikut :

1. Karakter Pola Pikir Masyarakat Jepang

     Walaupun Jepang pernah mengalami masa isolasi selama 250 tahun, dimana mereka menutup pintu akan pengaruh-pengaruh dari luar negeri untuk masuk ke Jepang. Namun ketika Restorasi Meiji, Jepang mulai membuka dirinya dari pengaruh-pengaruh luar, melakukan westernisasi dengan sadar dan terang-terangan demi memajukan bangsanya.

      Masyarakat Jepang dikenal lebih mementingan kepentingan kelompoknya daripada kepentingan pribadi. Baik itu dalam bermasyarakat maupun bernegara. Di Jepang ada yang dikenal dengan budaya honne & tatemae. Honne adalah fakta yang sebenarnya yang hakiki dan sesuai dengan kata hati. Contohnya, dalam suatu kelompok ketika sedang mengadakan rapat, seseorang akan tidak berkomentar apapun meskipun mengetahui ada salah satunya anggotanya yang berkata buruk tentang anggota lainnya. Sedangkan tatemae adalah fakta permukaan yang sifatnya kepura-puraan tidak mengetahui padahal ia mengetahuinya. Contoh tatemae adalah ketika orang Jepang ditawarkan untuk mencicipi sebuah hidangan atau masakan asing, mereka akan segan untuk menolak dan akan memcicipinya dan memberikan pujian bahwa makanan tersebut enak atau nikmat, walaupun di hatinya, sebenernya ia tidak mau menerima makanan tersebut ataupun makanan tersebut tidak enak.

     Kedua budaya tersebut sangat berpengaruh dalam menjaga keharmonisan berkelompok, yang mana keharmonisan ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jepang.

     Masyarakat Jepang juga mengenal budaya on & gimu atau take and give dalam istilah western. Atau di Indonesia lebih kita kenal dengan balas budi. On sendiri maksudnya adalah berhutang budi, dan Gimu berarti berkewajiban untuk membayar atau melunasi hutang tersebut. Pada masyarakat Jepang pun ada prinsip yang dikenal dengan sebutan giri & ninjo. Giri adalah kebaikan, maksudnya dengan prinsip ini, seseorang akan membantu teman dekatnya dengan cara apapun bila dia butuh pertolongan. Sedangkan ninjo adalah kasih sayang, maksudnya mereka diajarkan harus memiliki rasa empati terhadap sesama manusia. On, gimu, giri, ninjo adalah semacam kewajiban sosial yang harus dimiliki masyarakat Jepang.

     Bagi masyarakat Jepang, ke 4 unsur budaya tersebut saling berkaitan dan sangat lumrah. Sebagai contoh, dalam kehidupan bersekolah, jika seseorang membantu temannya dalam hal membersihkan kelas walaupun bukan jadwalnya, setelahnya temannya akan membelikan minuman sebagai rasa terimakasih atas bantuannya.

2. Sistem Pemerintahan Jepang

     Pemerintahan Jepang adalah satu contoh dari keberhasilan Jepang dalam mempertahankan karakteristik bangsanya dalam menjawab perkembangan zaman. Yaitu mempertahankan kekaisaran Jepang walaupun tidak sepenuhnya seperti masa dahulu. Dimana saat ini Jepang menganut sistem pemerintahan yang disebut dengan monarki-konstitusional, dibawah kepemimpinan Kaisar Jepang dan parlemen Jepang.

     Adapun pembagian badan atau lembaga-lembaga negara Jepang terdiri menjadi seperti berikut Kaisar, Kabinet, Dewan Negara, dan Dewan Pemerintah.

     Masyarakat Jepang akan tunduk atas apa yang dikatakan Kaisar, karena mereka menganggap bahwa Kaisar adalah keturunan langsung dari dewa matahari, yang mana itu adalah yang menjadi kepercayaan masyarakat Jepang sejak dahulu kala.

     Gambaran besar tentang sistem politik dan sistem pemerintahan Jepang dapat dilihat jelas dalam Undang-Undang Dasar / Konstitusi terbaru Jepang, yaitu Konstitusi 1947. Yang mana Konstitusi tersebut mengadung 3 prinsip pokok yakni :

  1. Kedaulatan rakyat dan peranan Kaisar sebagai simbol.
  2. Penolakan perang.
  3. Menghormati hak asasi manusia.

     Di dalam Konstitusi 1947 Kedudukan kaisar Jepang adalah hanya sebagai simbol negara dan pemersatu rakyat dalam menjalankan peran yang murni bersifat seremonial tanpa kedaulatan yang sesungguhnya. Sehingga Kaisar Jepang hanya bertindak sebagai kepala negara yang mengurusi segala urusan yang berhubungan dengan diplomatik.

     Di dalam Konstitusi 1947 juga menetapkan tentang tiga badan pemerintah yang terdiri dari Lembaga Legislatif yaitu National Diet (Parlemen Nasional), Lembaga Eksekutif yaitu Kabinet (Dewan Menteri) dan Lembaga Yudikatif yaitu

     Mahkamah Agung. Yang menarik disini dalam menjalankan sistem negaranya, 3 badan pemerintahan Jepang yakni Lembaga legislatif ( Parlemen Nasional ) , lembaga eksekutif ( Dewan Menteri ) dan lembaga yudkatif ( Mahkamah Agung ), masing - masing dari lembaga tersebut dapat berperan mandiri dalam menjalankan tugasnya tanpa ada interfensi dari lembaga yang lainnya. Ini juga disebut bahwa mereka dapat menjalankan sistem pemerintahannya dengan sangat baik. Hal yang belum sepenuhnya dapat dilakukan oleh pemerintahan Indonesia.

     Kabinet Jepang adalah cabang eksekutif dari pemerintah Jepang. Kabinet terdiri dari Perdana Menteri dan empat belas anggota lainnya yang disebut Menteri Negara. Perdana Menteri ditunjuk oleh Diet (Parlemen Jepang), dan para menteri diangkat dan diberhentikan oleh Perdana Menteri. Kabinet secara kolektif bertanggung jawab kepada Diet, dan harus mengundurkan diri bila mendapatkan mosi tidak percaya dari Majelis Rendah Jepang.

     Parlemen Jepang atau disebut Kokkai, yakni aparatur kekuasaan negara tertinggi dan satu-satunya aparatur negara yang menciptakan undang-undang di Jepang.

3. Sistem Transportasi Jepang

     Transportasi di Jepang mempunyai sistem transpotasi yang sudah dan selalu menjawab perkembangan zaman. Jepang sangat dikenal dengan transportasi umumnya untuk mendukung aktivitas sehari-hari, terutama transportasi umum di darat.

     Dari berbagai macam tranportasi darat di Jepang, yang menjadi kebanggaan jepang dan identik dengan Jepang itu sendiri adalah kereta. Kereta adalah alat transportasi umum yang paling banyak dipakai di Jepang. Kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh kereta api membuat berkeliling Jepang menjadi efisien.

     Kereta di Jepang ada yang dikenal dengan sebutan Shinkanzen. Shinkanzen adalah kereta tercepat di dunia, sering juga disebut kereta peluru. Jalur shinkanzen pun berbeda dari jalur kereta-kereta lain di Jepang. Ada 9 rute untuk shinkanzen diseluruh Jepang.

     Pemerintah Jepang membatasi jumlah kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kepada rakyatnya. Serta untuk mendukung pembatasan tersebut dibuat juga peraturan tempat parkir yang terbatas, pengenaan biaya parkir, toll dan bahan bakar yang tinggi, serta hukuman dan denda yang “memberatkan” bagi pengemudi kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran. Selain membuat peraturaan seperti di atas pemerintah Jepang juga memfokuskan untuk selalu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat seperti jadwal kereta yang tepat waktu dsb, fasilitas kendaraan yang terawat dan nyaman digunakan. Yang mana menurut saya ini menjadi fakor penting dalam pergerakan berbagai aspek sosial ekonomi demi kemajuan sebuah negara.



4. Sistem Pendidikan di Jepang

     Pendidikan di Jepang juga merupakan contoh westerniasi demi menjawab perkembangan zaman. Sistem pendidikan di Jepang yang digunakan saat ini pada awalnya mengambil contoh dari sistem gakusei di Prancis pada masa Restorasi Meiji. Yang terus dikembangkan hingga saat ini. Tercatat Jepang adalah salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

     Di Jepang, yang diajarkan di sekolah sampai kelas 2 Sekolah Dasar adalah menitik beratkan pendidikan moral, karakter dan kebiasaan hidup sehari-hari yang mana bertujuan membiasakan anak pada pola hidup mandiri. Setelahnya barulah anak-anak didik diajarkan pelajar yang lainya seperti IPA IPS dll.

     Berikut kurikulum yang di gunakan di Jepang saat ini:

  1. TK: untuk level pendidikan TK, di Jepang lebih cenderung merupakan lembaga mengembangkan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari.
  2. SD: sifat dan karakteristik kurikulum hampir sama dengan di Indonesia, yang membedakan hanya pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2 yang bertujuan membiasakan anak pada pola hidup mandiri.
  3. SMP: kurikulum SMP menitik beratkan pada pendidikan bahasa Jepang, MTK, IPA, dan IPS. Sedangkan, bahasa asing tidak diwajibkan (pada tahun 2002, Bahasa Inggris diwajibkan untuk tingkat SMP) .
  4. SMA: sifat khas kurikulum SMA di Jepang adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran bahasa Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern. Penjurusan dilakukan di kelas 3.


     Adapun sekolah - sekolah di Jepang dari TK sampai SMA memiliki peraturan yang mendorong para murid untuk menjalankan kurikulum dengan baik, sebagai berikut :

  1. Tepat waktu ketika datang ke sekolah. Jika terlambat 5 kali, maka mendapat hukuman membersihkan sekolah.
  2. Setiap siswa harus makan di dalam ruang kelas mereka masing-masing.
  3. Siswa tidak diperbolehkan untuk merubah penampilan fisik alami mereka. Ini berlaku tidak di semua sekolah, tetapi hampir semua punya peraturan ini.
  4. Siswa tingkat SMP dilarang berpacaran dan memiliki hubungan yang terbuka.
  5. Sesepuh sekolah selalu disambut dengan sangat baik, sebagai tanda penghormatan.


     Selain sistem pendidikannya yang tetap memelihara nilai-nilai moral dan spiritual tradisional, guru-guru di Jepang pun berandil besar dalam pendidikan Jepang. Mereka dikenal sebagai guru dengan penuh dedikasi dan mereka merasa wajib memberikan pendidikan “orang seutuhnya” kepada murid-muridnya.



5. Sistem Religi/Kepercayaan Masyarakat Jepang

     Kepercayaan Masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang tidak terlalu peduli tentang agama. Pemikiran dan cara pandang mereka terhadap agama sangat berbeda dengan masyarakat di Indonesia pada umumntya. Yang mana masyarakat Indonesia menganggap bahwa agama lebih mengarah kepada agama samawi yakni datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

     Bagi Masyarakat Jepang agama adalah hanya sebagai formalitas, bukan sebuah kepercayaan cara untuk menjalani hidup. Mereka akan melakukan ibadah ataupun berdoa sesuai dengan kebutuhan mereka saat itu. Contoh nyata dari hal ini adalah ketika mereka lahir akan dibawa ke kuil seperti dalam Shinto, saat menikah mereka akan pergi ke gereja seperti dalam agama Kristen, dan ketika meninggal mereka akan dikremasi atau bakar seperti dalam ajaran Buddha.

     Masyarakat Jepang juga kurang mengenal hukum dosa. Menurut kebanyakan dari mereka seks, minum-minuman keras, dan berjudi adalah hanya sebagai sarana hiburan.

     Masyarakat Jepang yang mempunyai agama tercatat 2 kali lipat dari keseluruhan jumlah pendukukan Jepang. Yang artinya kebanyakan dari mereka menganut dua kepercayaan. Bisa menganut Shinto dan Buddha ataupun Shinto yang lainya.



6. Sistem Kekeluargaan di Jepang

     Masyarakat Jepang memiliki sistem kekeluargaan tersendiri dalam bentuk keluarga dan dianut secara turun temurun sejak zaman dulu dan masih ada sistem yang tetap dilaksanakan sampai sekarang dan yang cukup dikenal adalah sistem Ie dan Dozoku.

     Yang pertama Ie, dalam bahasa Jepang dapat mengandung 2 arti, yakni rumah dan sistem keluarga. Akan tetapi, yang dimaksud dengan sistem Ie disini adalah sistem keluarga dimana tempat berkumpul anggota keluarga dan tempat mereka melaksanakan kehidupan sosial mereka bersama adalam dalam satu lingkungan. Sudah jarang digunakan pada masa sekarang, namun masih ada, contohnya adalah keluarga Kaisar Jepang.

     Ada yang menarik dari karakteristik sistem Ie ini yaitu kuatnya anggota keluarga dalam menjaga solidaritas keluarga salah satunya dengan meletarikan nama. Sistem Ie bersifat patrilineal atau berdasarkan garis keturunan Bapak. Jika keluarga tersbut mempunyai anak, maka anak tersebut akan menggunakan nama keluarga ayahnya dan ini dilanjutkan kepada generasi seterusnya.

     Dibandingkan dengan negara lainnya sekarang Jepang adalah negara yang sangat kaya dengan nama keluarga. Berdasarkan dari data statistik saat ini Jepang memiliki lebih dari 100.000 buah nama keluarga. Ada lima nama keluarga Jepang yang paling umum yaitu: Sato, Suzuki, Takahashi, Tanaka dan Watanabe.

     Yang kedua Dozoku, adalah kelompok yang dibentuk berdasarkan shinzoku (ikatan hubungan darah atau hubungan karena pernikahan) dan perluasan Ie yang sudah ada. Hampir sama seperti sistem Ie, pada sistem Dozoku ini juga menjadikan setiap anggotanya memiliki hubungan yang erat, baik hubungan antar sesama anggota keluarganya maupun hubungannya dengan para leluhur. Dalam sistem dozoku ikatan kekeluargaan tidak terikat dengan yang hanya tinggal dalam satu lingkungan saja. Contohnya jika setelah menikah , sang anak tinggal di kota lain, ia tetap dianggap sebagai keluarga. Sistem dozoku ini adalah yang banyak dipakai oleh masyarakat Jepang saat ini.




Tulisan ini saya tulis tahun lalu berdasarkan berbagai bahasan sumber yang saya baca, lihat, dan pelajari di internet(ps:行ったがないから). Isinya mencakup beberapa pandangan saya secara umum tentang pola pikir masyarakat Jepang, politik di Jepang, sistem transportasi di Jepang, sistem pendidikan di Jepang, kepercayaan masyarakat Jepang, dan sistem kekeluargaan di Jepang. Masih banyak kekurangannya, mohon dimaklumi ya~ kritik & saran dipersilahkan.